TUGAS BESAR MATA KULIAH SOSIOLOGI
Disusun untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Sosiologi
“ Interaksi
Sosial di Alun-alun Kota Malang “

Oleh
Hoki Apriyenson
Fadhilatus Shoimah
Dwi Rahmawati
Isma Riski Fajarini
Eka Zuli Pratiwi
JURUSAN
PERENCANAAN WILAYAH &
KOTA
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG
2013

KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan ke
hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya tugas besar mata
kuliah Sosiologi dengan judul ”Interaksi Sosial di Alun-alun Kota Malang” dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi
Muhammad S.A.W, atas petunjuk untuk selalu berada di jalan yang diridhoi-Nya.
Penulisan
tugas besar ini dapat terselesaikan atas bantuan dan kerjasama dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, tak lupa juga disampaikan ucapan terima kasih kepada:
1.
Bapak I Nyoman Suluh Wijaya sebagai
dosen yang telah memberikan bimbingan dan
dukungan dalam penyusunan tugas
besar ini.
2.
Teman-teman
seperjuangan jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, khususnya kelas C Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
serta semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah
membantu penyelesaian tugas besar ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan
kesempurnaan tugas besar ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya ini
bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Malang,
31 Desember 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
DAFTAR
GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kota
merupakan suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk
yang tinggi dan memiliki strata sosial ekonomi yang heterogen serta memiliki
kecenderungan kehidupan yang materialistis.
Kota itu sendiri memiliki fungsi sebagai tempat bermukim, bekerja dan
rekreasi. Oleh karena itu, kota memiliki
fasilitas-fasilitas umum yang disediakan untuk masyarakat yang ada di kota
tersebut. Fasilitas umum merupakan suatu fasilitas yang tersedia di suatu tempat
guna menunjang kegiatan manusia.
Keberadaan fasilitas yang disediakan di tempat umum dapat digunakan oleh
siapa pun dengan kaidah penggunaan
semestinya dan dijaga keberadaanya untuk mempertahankan keberlanjutan
fungsinya. Dalam kegunaannya yang mendukung
kegiatan manusia, fasilitas pendukung tempat umum juga berperan dalam mendukung
kualitas lingkungan di kawasan tempat umum tersebut. Dalam kata lain, keberadaan fasilitas
penunjang atau barang publik yang baik akan menambah daya dukung kenyamanan tempat
umum itu sendiri. Keberadaan barang publik, melibatkan manusia sebagai subjek
pengguna fasilitas yang disediakan. Baik
atau tidaknya fasilitas umum, sangat bergantung kepada pemakainya, serta
berperan untuk mendukung kehidupan sosial pemanfaatnya.
Manusia sebagai makhluk sosial dalam
kehidupan mempunyai kebutuhan-kebutuhan, baik kebutuhan material maupun
spiritual. Kebutuhan itu bersumber dari
diri setiap manusia semenjak dilahirkan.
Lingkungan hidup selain sebagai penyedia kebutuhan, juga berperan dalam
mengembangkan kebutuhan-kebutuhan manusia.
Oleh karena itu, antara manusia dengan lingkungan terdapat hubungan yang
saling mempengaruhi, seperti contohya dalam pemanfaatan fasilitas umum. Dalam kehidupan manusia, juga terjadi
hubungan sosial yang bersifat dinamis antara individu dengan individu, kelompok
dengan kelompok, atau hubungan dengan manusia yang lain sehingga membentuk
suatu interaksi sosial.
Interaksi sosial adalah syarat utama
bagi terjadinya aktivitas sosial dan hadirnya kenyataan sosial yang didasarkan
pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosialnya. Ketika berinteraksi seorang individu atau
kelompok sosial sebenarnya sedang
berusaha atau belajar bagaimana memahami tindakan sosial seorang
individu atau kelompok sosial yang lain melalui perilaku sosialnya. Perilaku sosial adalah hal yang dilakukan
seorang individu atau kelompok sosial di dalam interaksi dan dilakukan dalam
situasi tertentu. Interaksi sosial akan
berjalan dengan tertib dan teratur jika didasari kemampuan untuk bertindak
sesuai konteks sosialnya dan didasari juga dengan kemampuan menilai secara
objektif perilaku pribadinya sehingga sebagai anggota dari masyarakat, manusia
tersebut dapat berfungsi secara normal dalam kehidupan bermasyarakat. Interaksi
sosial dalam masyarakat sebenarnya dapat dilakukan dimana saja dan kapan
saja. Interaksi sosial terkadang juga
tidak disadari bahwa orang tersebut telah berinteraksi dengan orang lain. Dalam melakukan kegiatan wisata, umumnya
seseorang tidak menyadari bahwa telah melakukan interaksi dengan orang
lain. Interaksi tersebut muncul akibat
tindakan sesorang yang secara langsung maupun tidak mempengaruhi orang-orang
yang berada di sekitarnya.
Oleh karena itu, diperlukan
bagaimana interaksi di dalam kehidupan manusia untuk mempelajari bagaima
seseorang berinteraksi dengan lawan interaksinya. Untuk mengetahui pola interaksi sosial, dalam
karya tulis ini yang berjudul ”Interaksi Sosial di Kota Malang” penulis akan
menjelaskan bagaimana interaksi sosial pada kehidupan perkotaan, khususnya di
Alun-Alun Kota Malang. Selain interaksi
sosial, dalam karya tulis ini juga dijelaskan bagaimana pengunjung Alun-Alun
Kota Malang memanfaatkan fasilitas yang ada di Alun-Alun Kota Malang.
1.2 Identifikasi Masalah
Interaksi antar individu merupakan kegiatan sosial yang tidak bisa lepas
dari individu dalam kehidupan bermasyarakat. Cara berinteraksi individu satu
dengan yang lainnya berbeda-beda. Untuk itu penulis ingin mengetahui cara
berinteraksi individu satu dengan individu lainnya di salah satu tempat umum
yaitu Alun-alun Kota. Selain itu, pemanfaatan fasilitas umum yang ada di
alun-alun kota, karena masih banyak pengunjung yang kurang bisa memanfaatkan
fasilitas yang sudah disediakan.
1.3
Rumusan Masalah
1. Bagaimana interaksi sosial yang terjadi di Alun-alun
Kota Malang?
2. Bagaimana pemanfaatan fasilitas di Alun-alun Kota
Malang?
1.4
Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi interaksi sosial yang terjadi di
Alun-alun Kota Malang.
2. Mengidentifikasi pemanfaatan fasilitas di Alun-alun
Kota Malang.
1.5
Manfaat Penulisan
Untuk penulis :
untuk mengetahui segala hal yang dialkukan pengunjung
alun-alun kota malang dari bagaimana pengunjung berinteraksi dengan orang lain
dan bagaimana pengunjung menggunakan fasilitas umum.
Untuk masyarakat :
untuk menyadarkan
masyarakat agar mematuhi peraturaan dan menggunakan fasilitas umum yang ada di
Alun-alun Kota Malang dengan baik.
Untuk pemerintah : untuk mengetahui apakah pengunjung Alun-alun Kota Malang
menggunakan fasilitas umum dengan baik atau tidak.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Definisi Interaksi
Sosial
Interaksi adalah suatu jenis tindakan
atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi/memiliki efek
satu sama lain. Ide efek dua arah ini penting dalam konsep interaksi, sebagai
lawan dari hubungan satu arah pada sebab akibat (wikipedia, 2013).
Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik
atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar
individu dan kelompok (Maryati dan Suryawati, 2003).
2.2 Macam-macam Interaksi Sosial
Menurut Maryati & Suryawati (2002), interaksi sosial
dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Interaksi antara individu dengan individu
Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun
negatif. Interaksi positif terjadi jika hubungan yang terjadi saling
menguntungkan. Interaksi negatif terjadi jika hubungan timbal balik merugikan
satu pihak atau keduanya bermusuhan.
2. Interaksi antara individu dengan kelompok
Interaksi ini dapat berlangsung secara positif maupun
negatif. Bentuk interaksi sosial individu dan kelompok bermacam-macam sesuai
situasi dan kondisi.
3. Interaksi antara kelompok dengan kelompok
Interaksi sosial kelompok dan kelompol terjadi sebagai
satu kesatuan bukan kehendak pribadi. Misalnya kerjasama antara dua perusahaan
untuk membicarakan suatu proyek.
2.3 Bentuk Interaksi Sosial
Menurut Gillin (1951), menggolongkan interaksi sosial
menjadi dua macam yaitu :
1. proses asosiatif, yang mencakup akomodasi, asimilasi
dan akulturasi.
2. proses disosiatif, yang mencakup persaingan,
pertentangan, atau pertikaian yang berupa kontraversi dan konflik.
2.4 Ciri-ciri Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002), terdapat empat ciri-ciri
interaksi sosial antara lain :
1. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
2. Terjadinya komunikasi diantara pelaku melalui kontak
sosial.
3. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas.
4. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial
tertentu.
2.5
Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Menurut Tim Sosiologi (2002) interaksi sosial dapat
berlangsung jika memenuhi dua syarat di bawah ini, yaitu
1. Kontak sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu pihak dengan
pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial dan masing-masing
pihak saling bereaksi antara satu dengan yang lain meski tidak harus
bersentuhan secara fisik.
2. Komunikasi
Komunikas adalah sikap berhubungan/bergaul dengan orang
lain.
2.6
Definisi Alun-alun
Alun-alun
merupakan suatu lapangan terbuka
luas yang berumput dan dikelilingi oleh jalan serta dapat digunakan sebagai
tempat kegiatan masyarakat yang beragam. Sejak zaman Kerajaan Mataram,
alun-alun sedikitnya memiliki dua fungsi yaitu fungsi administratif dan fungsi
sosial budaya. Fungsi administratif adalah alun-alun sebagai tempat
berkumpulnya masyarakat untuk memenuhi panggilan, mendengarkan pengumuman, atau
melihat unjuk kekuatan berupa peragaan bala prajurit dari penguasa setempat. Sedangkan fungsi sosial budaya adalah
alun-alun sebagai ajang saling berinteraksi satu sama lain, misalnya dalam
perdagangan, pertunjukan, hiburan dan olah raga (wikipedia, 2011).
2.7
Gambaran Alun-alun Kota Malang
Alun-alun Kota Malang merupakan pusat berkumpulnya
masyarakat, di alun-alun ini masyarakat dapat berkumpul. Karena secara historis
alun-alun adalah pusat masyarakat dan mereka secara tradisional membantu
membentuk identitas seluruh kota. Selain itu juga keberadaan alun-alun ini
berkaian erat dengan bangunan publik yang besar terletak didekatnya, yaitu
masjid, kantor bupati, gereja, kantor-kantor dan plaza. Alun-alun Kota Malang
ini mampu menjadi gambaran serta identitas kota.
2.8 Fungsi
Alun-alun
Alun-alun sebagai salah satu bagian dari Ruang Terbuka
Hijau mempunyai fungsi ekologi dan fungsi sosial sebagai berikut:
Fungsi sosial :
1. Tempat bermain, olahraga & rekreasi
Taman yang terdapat pada sebuah kota harus dapat
memberikan manfaat sosial, edukasi, dan relaksasi kepada para pengunjung yang
datang ke taman tersebut. Taman kota juga dapat dijadikan sebagai sarana
olahraga bagi pengunjungnya, seperti berlari-lari kecil, yoga, dan olahraga
lainnya. Tentunya olahraga yang dilakukan pada sebuah taman akan terasa
lebih nyaman karena pada taman terdapat banyak elemen yang dapat memanjakan
mata sehingga para pengunjung ataupun pengunjung yang berolahraga merasa nyaman
untuk menghabiskan waktu di dalam taman.
Alun-alun Kota Malang pada umumnya digunakan untuk
berekreasi para pengunjung, terutama di akhir pekan. Namun, tidak sedikit
pula para pengunjung yang menggunakan alun-alun ini menjadi tempat untuk
berolahraga ringan. Fungsi rekreasi juga terdapat di alun-alun ini,
karena terdapat beberapa hiburan seperti musik dan pertunjukan.
2. Tempat bersantai
3. Tempat komunikasi sosial
4. Tempat peralihan, tempat menunggu
5. Tempat mendapatkan udara segar dari lingkungan
Pepohonan yang banyak terdapat pada suatu taman dapat
memproduksi banyak oksigen setiap harinya. Letak Alun-alun Merdeka Kota
Malang yang berada di pusat Kota Malang adalah suatu pilihan yang tepat, karena
sangat banyak sekali pergerakan kendaraan bermotor yang dapat menghasilkan
banyak gas karbondioksida sehingga gas yang dihasilkan oleh kendaraan tersebut
dapat diserap oleh pepohanan yang terdapat di dalam taman dan digantikan
menjadi oksigen.
Bila dilihat dari banyaknya jumlah pohon yang terdapat di
Alun-alun Merdeka Kota Malang, maka tentunya pepohonan tersebut dapat berfungsi
dengan baik dalam mengurangi tingkat polusi udara yang ada di daerah sekitar
Alun-alun Merdeka Kota Malang. Terdapat beberapa pohon beringin yang
sangat besar yang sudah tumbuh di beberapa sisi Alun-alun yang sudah tumbuh
bertahun-tahun. Dari besarnya pohon tersebut tentunya memiliki pengaruh
yang cukup signifikan terhadap penyerapan polusi udara di daerah sekitar
Alun-alun Merdeka Kota Malang.
6. Sarana penghubung antar tempat
Alun-alun Merdeka Kota Malang jika dilihat dengan cakupan
yang lebih luas yaitu kawasan alun-alun dan guna lahan sekitar alun-alun, maka
Alun-alun Merdeka Kota Malang dapat dikatakan sebagai pusat sekaligus
penghubung dari guna lahan di sekitar Alun-alun Merdeka Kota Malang.
7. Pembatas atau jarak antar masa bangunan
Bangunan yang berada di kawasan alun-alun memiliki fungsi
erat antara lain kantor Bupati, Bank, dan Kantor Pos. Apabila bangunan
yang memiliki fungsi pokok seperti yang telah disebutkan maka tentunya dapat
mempermudah mobilitas dari pegawai yang ada di beberapa kantor tersebut.
Fungsi ekologi :
Sebuah taman kota seharusnya dapat digunakan untuk
menjaga fungsi ekologis pada suatu kota. Sehingga pada suatu taman sangat
dimungkinkan terpeliharanya flora dan fauna dengan baik.
1. Penyegaran udara
2. Menyerap air hujan
Pada taman kota seharusnya memiliki ruang terbuka yang
cukup luas karena taman kota juga memiliki fungsi hidrologis. Taman kota
berfungsi sebagai penyerap air yang ada di permukaan, sehingga dapat menjaga
sistem hidrologis yang ada di sekitar alun-alun Kota Malang.
3. Pengendalian banjir
4. Pemeliharaan ekosistem
5. Pelembut arsitektur bangunan
6. Pemberi nilai keindahan/estetika
Sebuah taman kota dapat dijadikan sebuah ikon yang ada
dalam suatu kota. Hal inilah yang menjadikan taman di suatu kota harus
memiliki nilai keindahan dan keunikan tersendiri yang membedakannya dengan
taman yang lain.
2.9
Definisi Fasilitas Umum
Fasilitas adalah sesuatu yang dapat membantu memudahkan
pekerjaan tugas dan sebagainya (Salim, 1989).
Fasilitas umum adalah fasilitas yang diadakan untuk
kepentingan umum yang merupakan fasilitas dasar yang dibutuhkan manusia untuk
hidup.
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
Metode
penelitian dilakukan dengan metode kajian pustaka yaitu mencari berbagai data
yang akurat yang berasal dari internet, mencari
informasi dari laporan hasil penelitian yang pernah dilakukan perguruan tinggi,
dan membaca buku – buku literatur yang berkaitan dengan interaksi sosial. Selain itu, peneliti juga menggunakan
metode observasi langsung yaitu meneliti langsung ke lapangan apa yang sedang
terjadi.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Melalui pengamatan terhadap pengunjung, penulis dapat
mengetahui bagaimana interaksi sosial yang terjadi pada pengunjung Alun-Alun
Kota Malang dan bagaimana pengunjung memanfaatkan fasilitas yang tersedia di
Alun-Alun.
4.1 Interaksi sosial di Alun-alun Kota Malang
1. Fadhilatus Shoimah :
Interaksi sosial adalah kegiatan yang dilakukan oleh antar
individu, individu dengan kelompok, dan antar kelompok dengan disertai sikap
saling merespon dan saling mempengaruhi diantara kedua subyek interaksi.
Alun-alun merupakan suatu lapangan terbuka luas yang berumput & dikelilingi
oleh jalan serta dapat digunakan sebagai tempat kegiatan masyarakat yang
beragam. Alun-alun memiliki fungsi sosial budaya yaitu sebagai ajang saling
berinteraksi satu sama lain, misalnya dalam bidang perdagangan, pertunjukan,
hiburan & olahraga. Alun-alun merupakan salah satu bagian dari unsur
keruangan perkotaan yaitu suka yang merupakan unsur yang berguna untuk memenuhi
kebutuhan penduduk akan fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan
& kesenian. Alun-alun sendiri masuk ke fasilitas pertamanan.
Taman Merdeka Malang adalah sebuah taman yang letaknya di
tengah-tengah kota dan menjadi pusat
kota Malang sehingga dinilai sangat strategis sebagai ikon kota & pusat
interaksi yang bernilai sejarah & budaya lokal. Pada masa sekarang ini
peran alun-alun Kota Malang dalam kehidupan sosial masyarakat tidak terlepas
dari keberadaan alun-alun Kota Malang sebagai bagian dari wilayah pusat Kota
Malang. Kawasan alun-alun menjadi penghubung antara kawasan bagian utara,
selatan, timur & barat Malang. Alun-Alun memiliki tempat yang strategis dan
banyak orang mengetahui tempat tersebut. Alun-alun Kota Malang sebagai ruang
terbuka publik memiliki fungsi-fungsi yaitu tempat olahraga, tempat bersantai,
tempat komunikasi sosial, tempat peralihan, tempat menunggu, & tempat
mendapatkan udara segar dari lingkungan. Alun-alun Malang kini bergeser peran,
menjadi penyangga kegiatan komersial kawasan sekitarnya. Alun-alun menjadi
tempat parkir, menjadi tempat para PKL mencari rezeki, selain untuk
rekreasi masyarakat kota. Alun-alun Kota Malang hanya terkesan sebagai tempat
berkumpulnya orang-orang dari berbagai wilayah untuk singgah sejenak tanpa
memiliki kesan yang berarti. Alun-alun Kota Malang hanya sebatas digunakan
untuk tempat berjualan PKL, tempat mencari nafkah bagi tukang topeng monyet,
tempat pasangan memadu kasih, tempat berkumpulnya anggota keluarga / teman yang
berkunjung, tempat menunggu seseorang, tempat pemuda-pemuda bermain sepak bola
di lapangan olahraga, tempat beristirahat, tempat berwisata kuliner & sekedar berjalan-jalan bersama buah
hati.
Kekurangan yang dimiliki Alun-alun Kota
Malang yaitu kondisi taman yang kurang terawat dan terkesan kotor, banyaknya
pengamen, pengemis dan preman yang berkeliaran di sekitar Alun-alun sehingga
membuat pengunjung merasa tidak nyaman berada di Alun-alun. Keberadaan pengamen
mengganggu aktifitas pengunjung karena para pengamen selalu memaksa pengunjung
untuk memberi uang kepada mereka karena jika tidak mereka tidak akan pergi.
Keberadaan preman membuat pengunjung gelisah akan tindak kriminal pencopetan.
Berbagai interaksi terjadi di tempat ini setiap saat.
Biasanya, Alun-alun ini biasanya ramai pada Hari Minggu atau pada hari libur
panjang. Pengunjung yang datang ke alun-alun dari beragam kalangan , mulai dari
anak-anak, orang dewasa & orang tua. Pada
pagi hari, biasanya alun-alun Merdeka Kota Malang ini digunakan sebagai sarana
olahraga yaitu jogging, berlari-lari kecil, yoga, dan olahraga lainnya yang
biasa dilakukan di dalam kawasan alun-alun. Pada siang hari, aktivitas yang ada
di alun-alun mulai padat, pengunjung yang merupakan masyarakat luas mulai
berdatangan dan melakukan berbagai interaksi di alun-alun ini antara lain
pedagang kaki lima yang mulai menjajakan jualannya, pengunjung sekitar yang
datang untuk makan maupun istirahat maupun sekedar berfoto. Di dekat bundaran
besar, sering terdapat pertunjukan topeng monyet untuk menghibur para
pengunjung. Pada sore hari, pengunjung yang datang semakin bertambah, mereka
berkumpul di bundaran dan melihat air mancur untuk sekedar menikmati keindahan
alun-alun dan berfoto. Pada saat malam hari pengunjung juga masih banyak,
banyak interaksi yang terjadi mulai dari hanya sekedar duduk-duduk, makan,
maupun berjualan di area alun-alun Kota Malang.
Menurut observasi yang telah
peneliti lakukan, kegiatan yang dilakukan pengunjung menimbulkan adanya
interaksi sosial baik dengan seseorang yang sudah dikenal maupun tidak dikenal.
Untuk interaksi dengan seseorang yang sudah dikenal seperti interaksi antar pasangan
muda-mudi yaitu terjadi interaksi saling merespon & berusaha menemukan
kecocokan diantara keduanya dan juga seperti interaksi antar teman-teman yang
sengaja singgah di alun-alun untuk sekedar melepaskan penat mereka melakukan
interaksi dengan penjual makanan dengan menggunakan bahasa jawa kromo selain
melakukan interaksi dengan anggota kelompoknya sendiri sehingga interaksi
dengan pengunjung lainnya kurang. Untuk interaksi dengan seseorang yang
belum dikenal seperti interaksi antar dua orang ibu yang membawa putrinya
berjalan-jalan di Alun-alun, ketika anaknya sedang asyik bermain bersama, kedua
ibu ini saling menceritakan anak-anaknya masing-masing.
3. Dwi
Rahmawati :
Dari
hasil pengamatan, pengunjung Alun-Alun Kota Malang tidak seramai tujuh atau
sepuluh tahun yang lalu. Hal tersebut
diakibatkan oleh beberapa faktor yang menyebabkan pengunjung tidak nyaman lagi
mengunjungi Alun-Alun. Keberadaan Alun-Alun Kota Malang pada umumnya hanya
dijadikan sebagai tempat singgah sejenak untuk beristirahat bagi orang-orang
yang sedang melakukan perjalanan. Akan tetapi, ada beberapa pengunjung yang
sengaja datang ke Alun-Alun untuk mencari hiburan. Dari kondisi tersebut tampak bahwa Alun-Alun
Kota Malang tidak meninggalkan kesan tersendiri bagi pengunjung. Sebenarnya, suatu lokasi atau ruang publik
harus memiliki kesan tersendiri bagi pengunjungnya, sehingga pengunjng akan
tertarik mengunjungi tempat tersebut di lain waktu.
Penulis mengamati, pengunjung
yang datang ke Alun-Alun Kota Malang sebagian besar adalah penduduk Kota Malang
dan beberapa saja dari luar Kota Malang.
Penduduk Kota Malang yang mengunjungi Alun-Alun Kota memiliki beberapa
kepentingan, yaitu menunggu seseorang untuk bertemu, mengajak putra-putrinya
bermain, berolah raga, jalan-jalan, dan memadu kasih. Sedangkan pengunjung dari luar Kota Malang
mengunjungi alun-alun Kota Malang hanya sekedar beristirahat sejenak karena
dalam perjalanan ke suatu tempat. Dari
kegiatan yang dilakukan pengunjung, sebagian besar memanfaatkan Alun-Alun
sebagai tempat bermain bagi putra-putrinya dan memadu kasih. Pemanfaatan Alun-Alun sebagai tempat bertemu
dengan orang lain yang belum dikenal menurut pengunjung bertujuan untuk
memudahkan petunjuk bagi orang tersebut.
Hal ini dikarenakan Alun-Alun memiliki tempat yang strategis dan banyak
orang mengetahui tempat tersebut, sehingga hal itu menjadi dasar pengunjung
menentukan Alun-Alun sebagai tempat bertemu.

Gambar
4.1 Kegiatan yang Dilakukan Pengunjung di Alun-Alun Kota Malang
Sumber: Observasi, 2013
Melalui kegiatan yang telah
dilakukan pengunjung, terjadi interaksi sosial baik antara yang dikenal maupun
tidak dikenal. Sebagai contohnya, dua
pengunjung yang tidak saling kenal terjadi komunikasi, karena anak-anak yang
mereka ajak sedang bermain bersama, sehingga terjadi interaksi antar orang tua
yang menunggu anaknya bermain walau pun sebelumnya mereka tidak saling
kenal. Dari keadaan tersebut, para orang
tua saling respon dan menceritakan anak-anaknya mengenai bagaimana cara mereka
mendidik serta saling tukar pikiran mengenai apa yang seharusnya diberikan
kepada putra-putri mereka. Bagi pengunjung yang sedang memadu kasih,
diantaranya juga sedang terjadi interaksi sosial. Dapat dikatakan sebagai interaksi sosial
karena terjadi serangkaian tindakan dan saling respon serta mempengaruhi
diantara keduanya. Selain itu, mereka saling mengenal satu satu sama lain dan
berusaha menemukan kecocokan diantara keduannya.
Hal yang membuat pengunjung merasa
tidak nyaman dengan kondisi Alun-Alun Kota Malang, yaitu keadaan taman yang
kurang terawat dan tampak kotor, sehingga secara psikologis mempengaruhi pola
pikir pengunjung yang berakibat pada berkurangnya intensitas pengunjung yang
mengunjungi Alun-Alun. Ketidak nyamanan juga terjadi akibat banyaknya
pengamen, pengemis dan preman yang berkeliaran di Alun-Alun. Pengunjung tidak nyaman dengan keberadaan
gelandangan tersebut, karena mengusik kegiatan yang sedang dilakukan
pengunjung. Pengamen dan pengemis selalu
memaksa pengunjung untuk memberi uang kepada mereka dan sebagian besar tidak
akan pergi jika belum diberi oleh pengunjung, hal itu yang membuat pengunjung
merasa sangat terganggu apabila mengunjungi Alun-Alun Kota Malang. Di sisi lain
keberadaan preman di Alun-Alun juga menjadikan perasaan pengunjung menjadi
was-was, karena pengunjung khawatir preman-preman yang berada di kawasan
Alun-Alun akan melakukan tindakan kriminal, yaitu pencopetan. Oleh karena itu, selain kondisi taman yang
kurang terawat, keberadaan gelandangan secara langsung mempengaruhi presepsi
pengunjung untuk tidak lagi mengunjungi Alun-Alun Kota Malang.
3. Isma Riski Fajarini :
Setiap hari alun-alun kota Malang selalu ramai
pengunjung, terlebih lagi pada hari minggu atau hari libur panjang. Pengunjung
yang datang memenuhi alun-alun dari beragam kalangan , mulai dari anak-anak, orang dewasa, bahkan orang tua.
Alasan mereka datang ke alun-alun ingin menghabiskan waktu libur bersama
keluarga atau teman dekat mereka. Selain itu mungkin ingin
menghilangkan penat mereka.
Pengunjung yang datang
ke alun alun sebagian besar menggunakan kendaraan bermotor, seperti
sepeda motor ataupun mobil. Tetapi lebih dominan pengunjung yang menggunakan
sepeda motor untuk datang ke alun alun. Di alun alun sudah di sediakan tempat
parkir yang cukup luas untuk pengunjung. Menurut hasil pengamatan, pengunjung
memanfaatkan fasilitas umum tempat parkir yang sudah disediakan.
Setiap pengunjung yang datang membawa kendaraan, seperti
sepeda motor, langsung menuju ke tempat parkir. Di Tempat parkir tersebut sudah
ada petugas yang bertugas memberi karcis dan menata kendaraan kendaraan yang
ada di tempat arkir. Tarif yang di berikan 2000 rupiah per satu sepeda motor.
Seperti salah satu pengunjung yang datang bersama teman-temannya untuk
menhabiskan waktu libur dan datang dengan menggunakan sepeda motor . Setelah memarkirkan sepeda motor, pengunjung tersebut
masuk ke area alun-alun dan langsung terfokus pada penjual yang menawarkan barang dagangan mereka, mulai dari
makanan, minuman, mainan untuk anak-anak, dan lain sebagainnya.
Setelah membeli makanan, pengunjung tersebut
mencari tempat yang nyaman dan teduh yaitu tempat duduk yang ada di bawah pohon.
Pengunjung ini memanfaatkan fasilitas tempat duduk yang
ada di area alun-alun sambil memakan makanan yang telah
dibeli tadi, tetapi pengunjung
tersebut kurang memanfaatkan tempat sampah,
karena bungkus dari makanan mereka tidak buang ke tempat sampah melainkan di
buang sembarang tempat.
Interaksi pengunjung antar
temannya menggunakan bahasa yang digunakan
sehari-hari yaitu menggunakan Bahasa Jawa.
Gaya bicara antar individu dengan nada santai dan gaya bahasa yang tidak
terlalu formal. Pengunjung yang datang saling berbincang dan bercanda tawa
bersama teman menikmati suasana dan keramaian yang ada di alun-alun. Cara
berinteraksi pengunjung dengan pedagang saat membeli makanan juga dengan
menggunakan bahasa jawa yang santun.

Gambar
4.2 Kegiatan pengunjung di Alun-alun
Sumber : Observasi, 2013
4. Eka Zuli Pratiwi :
Alun-alun kota malang adalah tempat pariwisata yang
sangat disenangi oleh pengunjung untuk bertamasya bersama keluarga. Tempat ini
terletak di tengah kota malang dan berada di depan mall Ramayana. Pada masa
sekarang ini peran alun-alun kota malang dlam kehidupan sosial masyarakat tidak
terlepas dari keberadaan alun-alun kota malang sebagai bagian dari wilayah
pusat kota malang.
Berbagai interaksi dapat dilakuka di alun-alun kota
malang ini dimulai dari tempat bertamasya, makan, istirahat, dan sebagainya.
Pada pagi hari biasanya alun-alun Kota
Malang ini digunakan sebagai sarana olahraga yaitu jogging yang biasa dilakukan
di dalam kawasan alun-alun. Beranjak siang hari aktivitas yang ada di alun-alun
mulai padat, pengunjung yang merupakan masyarakat luas mulai berdatangan dan
melakukan berbagai interaksi di alun-alun ini antara lain pedagang kaki lima
yang mulai menjajakan jualannya, pengunjung sekitar yang datang untuk makan
maupun istirahat. Menjelang sore hari pengunjung yang datang semakin bertambah,
interaksi yang terjadi di sore hari adalah pengunjung banyak berkumpul di
bundaran dan melihat air mancur untuk sekedar menikmati keindahan alun-alun dan
berfoto. Pada saat malam hari pengunjung juga masih banyak, banyak interaksi
yang terjadi mulai dari hanya sekedar duduk-duduk, makan, maupun berjualan di
area alun-alun Kota Malang.

Gambar
4.3 Berbagai aktivitas (jual beli)
Sumber :
Observasi, 2013
Setelah kami amati salah satu pengunjung yang sedang
mengunjungi alun-alun kota malang bersama keluarga besarnya yang sengaja
membawa dua mobil pribadi. Pengunjung
sangat senang dan bercanda gurau bersama keluarganya karena pengunjung
tersebut menikmati pemandangan dan fasilitas umum yang ada du alun-alun kota
malang. Pengunjung berinteraksi dengan orang lain sangat enak, dimulai dari dia
bertanya-tanya dengan pengunjung lain untuk menanyakan ada apa saja yang ada di
alun-alun kota malang. Kedua pengunjung ini sangat akrab ketika berinteraksi
seperti sudah berkenalan lama padahal mereka baru pertama kali bertemu. Setelah
kami mengikuti pengunjung yang bersama keluarga besarnya tadi, pengunjung
tersebut setelah lama berbincang-bincang dengan pengunjung lain bergegas
mencari tempat yang nyaman untuk pengunjung membuka tikar dan makan bersama
dengan keluarga besarnya. Ketika pengunjung makan, pengunjung tidak bosan untuk
melihat pemandangan yang ada di alun-alun kota malang. Bahkan waktu makan pun
pengunjung tersebut menyempatkan untuk foto-foto bersama keluarga sebagai
kenang-kenangan.
5. Hoki Apriyenson :
Taman di alun-alun kota malang merupakan tempat interaksi
bagi masyarakat
Kota Malang karena banyak terdapat kegiatan di dalamnya. Pemanfaatan fasilitas
umum di alun-alun seperti tempat duduk, toilet umum, tempat parkir dan tempat sampah
merupakan komponen yang ada di alun-alun yang dimanfaatkan oleh pengunjung.
Pola interaksi yang terjadi adalah kegiatan perdagangan karena banyak orang
yang berjualan di area alun-alun sehingga menimbulkan interaksi baru antara
pedagang dan pembeli sehingga menjadi pasar ilegal. Pengunjung alun-alun
tergolong dari berbagai macam usia mulai dari
balita hingga orang tua dan di jadikan tempat
rekreasi oleh orang yang berkunjung ke Kota Malang. Alun-alun banyak dikunjungi
pada sore hari yaitu setelah sholat asyar dan berkeliling alun-alun.
4.2 Pemanfaatan fasilitas di Alun-alun Kota Malang
1. Fadhilatus Shoimah : Tempat
duduk/kursi
Alun-alun Kota Malang menggunakan desain menyerupai
taman-taman yang terdapat di Eropa. Hal ini dapat terlihat dengan adanya
bundaran besar ditengah yang dapat berfungsi sebagai tempat duduk. Di pinggir
bundaran besar, juga tersebar tempat duduk yang berfungsi sebagai tempat
bersantai pengunjung. Pemilihan lokasi yang tepat dalam penataan tempat
duduk mempengaruhi seseorang untuk
menggunakan fasilitas tersebut. Fasilitas yang terdapat di Alun-alun Kota
Malang ini dinilai sudah cukup nyaman karena sudah terdapat bangku yang
ditunjang dengan banyaknya pohon disekitar tempat duduk tersebut sehingga
menambah kenyamanan dan fungsi keindahan dalam menikmati semilir angin dari
pepohonan yang rindang di kawasan Alun-alun. Akan tetapi, terdapat permasalahan
yaitu kurang terjaganya kebersihan di fasilitas tempat duduk tersebut. Masih
terdapat sampah berserakan maupun kotoran burung yang terdapat di tempat duduk
sehingga untuk tempat duduk ini tidak dimanfaatkan oleh pengunjung. Padahal,
keberadaan burung merpati di Alun-alun ini menunjukkan kesan nyaman dan asri.
Jadi, menurut hasil analisis penulis, pengunjung memanfaatkan fasilitas tempat
duduk yang sudah disediakan. Akan tetapi, pengunjung seharusnya juga menjaga
kebersihan di fasilitas tersebut agar tetap nyaman digunakan bersama.

Gambar 4.4 Tempat duduk
Sumber :
Observasi, 2013
Pengunjung yang datang ke
Alun-alun Merdeka Malang sebagian besar menggunakan kendaraan bermotor, seperti
sepeda motor maupun mobil dengan dominansi pengunjung yang menggunakan sepeda
motor. Di Alun-alun disediakan tempat parkir yang cukup luas untuk pengunjung.
Menurut hasil analisis penulis, pengunjung memanfaatkan fasilitas tempat parkir
yang sudah disediakan dengan langsung menuju tempat parkir. Di tempat parkir
tersebut sudah ada petugas yang bertugas memberi karcis dan menata kendaraan
yang ada di tempat parkir tersebut. Tarif yang diberikan yaitu 1000 rupiah
untuk kendaraan motor dan 2000 rupiah untuk kendaraan mobil. Salah satu masalah
yang telah penulis sebutkan diatas, yaitu tentang kebersihan kawasan Alun-alun.
Di mana-mana berserakan sampah-sampah plastik dan juga kertas yang cukup
membuat kotor kawasan ini. Sejumlah tempat sampah telah tersedia di setiap
sudut alun-alun, tetapi tidak banyak dimanfaatkan oleh pengunjung. Pengunjung
masih membuang sampah tidak pada tempat sampah begitu juga dengan pedagang-pedagang
yang membiarkan sampah bekas jualannya berserakan. Jadi, menurut analisis
penulis, pengunjung kurang memanfaatkan fasilitas bak sampah yang sudah
disediakan. Walaupun setiap
pagi ada petugas yang membersihkan kawasan Alun-alun Merdeka, namun kondisi
alun-alun tetap terkotori oleh bungkus makanan minuman maupun daun-daun yang berguguran sehingga menimbulkan kesan tidak
terawat. Pengunjung
seharusnya bisa bertanggungjawab atas kebersihan kawasan agar pengunjung dapat
menikmati kawasan Alun-alun dengan nyaman. Di alun-alun Kota Malang telah
disediakan fasilitas toilet umum berjalan yang ada di truk tanki. Pengunjung
masuk dengan antri dan mematuhi peraturan yang ada di toilet umum untuk
membuang sampah tisu atau pembalut di tempat sampah. Pengunjung tersebut juga
memberikan sumbangan sukarela untuk membantu pembiayaan pembersihan toilet umum
supaya kebersihannya terjaga. Jadi, menurut analisis penulis, pengunjung sudah
menggunakan fasilitas toilet berjalan dengan baik terbukti dengan ditaatinya
peraturan yang ada sehingga sarana yang ada di alun-alun kota malang terawat
dan bisa digunakan dengan maksimal.
2. Dwi
Rahmawati : Tempat Sampah
Tempat
sampah yang terdapat di Alun-Alun Kota Malang merupakan salah satu fasilitas
penunjang untuk menciptakan kenyamanan pengunjung Alun-Alun. Keberadaan fasilitas tempat sampah sangat
penting untuk menciptakan suatu tempat yang tetap terjaga kebersihannya. Akan tetapi keberadaan tempat sampah yang
tidak dimanfaatkan dengan baik, tidak akan memberi pengaruh terhadap keindahan
suatu tempat. Kondisi semacam ini, dapat
dijumpai di Alun-Alun Kota Malang yang tampak kotor akibat sampah yang
berserakan. Itu artinya, keberadaan
tempat sampah tidak digunakan sebagaimana mestinya oleh orang-orang yang berada
di Alun-Alun Kota Malang.

Gambar
4.5 Sampah yang Tidak Dimasukkan pada Tempatnya
Sumber: Observasi 2013
Dari
fakta yang telah dijelaskan, dapat diketahui bahwa beberapa dari pengunjung
sendiri yang telah mengakibatkan ketidaknyamanan pengunjung yang lain, sesuai
dasar bahwa seseorang akan mempengaruhi kondisi orang lain secara tidak
langsung melalui tindakan yang dilakukan terutama melalui pemanfaatan tempat
sampah yang tidak semestinya. Perilaku
pengunjung yang tidak terbiasa membuang sampah pada tempatnya memang sulit
diubah karena kebanyakan dari pengunjung yang datang tidak sadar akan
perbuatannya dalam membuang sampah sembarangan.
Sebenarnya, tempat sampah di Alun-Alun Kota Malang telah tersedia dan
telah dirasa cukup memenuhi kebutuhan pengunjung. Namun pada faktanya, banyak sampah yang
berserakan. Lebih parahnya, banyak
sampah yang dibuang sembarangan disekitar tempat sampah tersebut berada.
3. Isma Riski
Fajarini : Tempat parkir
Pengunjung yang datang ke Alun-alun sebagian besar
menggunakan kendaraan bermotor, seperti sepeda motor maupun mobil. Tetapi lebih
dominan pengunjung yang menggunakan sepeda motor untuk datang ke Alun-alun. Di Alun-alun
sudah disediakan tempat parkir yang cukup luas untuk pengunjung. Menurut hasil
analisis, pengunjung memanfaatkan fasilitas tempat parkir yang sudah
disediakan. Setiap pengunjung yang datang membawa kendaraan, seperti sepeda
motor, langsung menuju tempat parkir. Di tempat parkir tersebut sudah ada
petugas yang bertugas memberi karcis dan menata kendaraan yang ada di tempat
parkir. Tarif yang diberikan 2000 rupiah persatu sepeda motor.

Gambar
4.6 Tempat Parkir
Sumber : Observasi, 2013
4. Eka Zuli
Pratiwi : Toilet
Alun-alun kota malang adalah
salah satu tempat rekreasi keluarga yang berada di pusat kota malang dengan
menfokuskan ruang terbuka hijau. Tempat wisata ini setiap hari banyak
pengunjung yang berdatangan di tempat ini. Pengunjungnya pun memadati tempat
ini apabila hari libur dan pengunjungnya tidak hanya berasal dari kota malang
saja tetapi luar kota.
Alun-alun kota malang menjadi
tempat survei kelompok kami untuk menganalisis apakah pengunjung menggunakan
fasilitas umum dengan baik. Yang mendorong kelompok kami untuk menganalisis di
alun-alun kota malang karena di tempat tersebut banyak pengunjung dan alun-alun
kota malang mempunyai fasilitas umum yang banyak.
Kami menganalisis pengunjung
alun-alun kota malang bernama Dian Ratna Wati yang mengunjungi tempat tersebut
bersama keluarganya. Pengunjung tersebut berasal dari surabaya dan kebetulan
sedang mengunjungi saudaranya yang rumahnya berada tidak jauh dari alun-alun
kota malang.
Setelah kami amati pengunjung
menggunakan fasilitas toilet umum berjalan yang ada di truk tanki. Dimulai
pengunjung masuk dengan tertib atau antri dan mematuhi peraturan yang ada di
toilet umum untuk membuang smpah tisu atau pembalut tidak di kloset tetapi
dibuang di tempat sampah. Setelah pengunjung meninggalkan toilet umum,
pengunjung tersebut memberikan sumbangan sukarela untuk membantu pembiayaan
pembersihan toilet umum supaya kebersihannya terjaga.
Kesimpulan dari analisis
pengunjung yang kami amati bahwa pengunjung sudah menggunakan fasilitas umum
dengan baik dan bisa mematuhi peraturan yang ada. Sehingga sarana dan prasarana
yang ada di alun-alun kota malang terawat dan bisa digunakan dengan maksimal.
4. Hoki
Apriyenson : Taman
Pemanfaatan fasilitas umum berupa
tempat sampah belum optimal karena masih banyaknya sampah bertebaran di rumput
dan tempat pejalan kaki sedangkan penggunaan fasilitas umum lainya juga belum
optimal karena banyaknya pedagang kaki lima yang menjadikan tempat berjualan
sepanjang alun-alun. Keadaan tempat duduk tidak nyaman karena kotor dan bau
pesing sehingga orang tidak betah duduk di atas kursi yang di sediakan di
tambah lagi pengamen yang datang bergantian menggangu pengunjung menikmati
alun-alun sehingga alun-alun Kota Malang hanya dijadikan tempat makan dan
belanja bagi orang yang datang karena tidak dapat menikmati suasana. Keberadaan
toilet umum sangat memperhatinkan karena tidak layak seharusnya pengunaan
fasilitas umum terawat dan bersih. Saran
untuk pemerintah perlunya penegakan hukum seperti dilarang berjualan sepanjang
alun-alun dan mempatkan petugas untuk menjaga kebersihan sehingga alun-alun
Kota Malang nyaman dikunjungi seperti alun-alun Kota Batu.
BAB V
KESIMPULAN
Interaksi sosial yang terjadi di Alun-alun Kota Malang
seperti interaksi antara dua pasangan yang menghabiskan waktu bersama,
interaksi antara teman-teman dalam suatu kelompok, interaksi antara keluarga
yang sedang berlibur di alun-alun, dan interaksi antara pengunjung dengan
pedagang dalam proses jual beli.
Sebagian besar pengunjung Alun-alun Kota Malang
memanfaatkan semua fasilitas yang disediakan seperti tempat duduk, tempat
sampah, tempat parkir, toilet dan juga taman. Tetapi, untuk fasilitas tempat
sampah kurang dimanfaatkan pengunjung dibuktikan dengan masih banyaknya sampah
yang berceceran di area Alun-alun Kota Malang.
Daftar
Pustaka
Observasi tahun 2013
http://jurnal-sdm.blogspot.com/ diakses pada tanggal 22 September 2013
http://luthfimadura.wordpress.com/
diakses pada tanggal 01 Januari
2014
http://www.organisasi.org/ diakses
pada tanggal 01 Januari 2014
RUMAH DIJUAL CEPAT. Rumah 2 lantai HANYA 149 juta di daerah Unmer Kota Malang. Ada 2 kamar, 1 ruang tamu dan 1 ruang keluarga. Lihat rumah-rumah murah lainnya di wahmurah.com ( ada foto dan videonya juga loh ) atau hubungi 75286D3B / 083834375641
BalasHapusRUMAH DIJUAL CEPAT. Rumah 2 lantai HANYA 149 juta di daerah Unmer Kota Malang. Ada 2 kamar, 1 ruang tamu dan 1 ruang keluarga. Lihat rumah-rumah murah lainnya di wahmurah.com ( ada foto dan videonya juga loh ) atau hubungi 75286D3B / 083834375641
BalasHapus