Makalah
Fisika
“Kesetimbangan
Benda Tegar”
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
Disusun Oleh :
Fadhilatus Shoimah
XI IPA 7 / 08
SMA
N 1 Rembang
2011
/ 201
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan
taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas untuk
menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “ Keseimbangan Benda Tegar “
ini. Walaupun banyak isi dari rangkuman karya ilmiah ini saya kutip langsung
dari sumber. Tapi saya berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah
wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas tentang “ Keseimbangan Benda Tegar “.
Penyusunan
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas fisika yang diberikan oleh Bapak
guru Sukarno.
Makalah ini berisi informasi tentang
“ Kesetimbangan Benda Tegar “. Yang kami harapkan pembaca dapat mengertahui
berbagai aspek yang berhubungan dengan keseimbangan benda tegar yang akan kami
bahas ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini di
masa yang akan datang.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima
kasih,
Rembang,
20 Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul……………………………………………………………………………………1
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….2
Daftar
Isi…………………………………………………………………………………………3
Pendahuluan………………………………………………………………………………………4
Pembahasan
1. Kesetimbangan Benda
Tegar…………………………………………………6
2. Titik Berat……………………………………………………………………11
Kesimpulan……………………………………………………………………………………14
Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………15
PENDAHULUAN
Benda tegar
adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk bila gaya dikerjakan pada
benda tersebut.
![]() |

![]() |
Benda tegar akan
melakukan gerak translasi apabila gaya yang diberikan pada benda tepat mengenai
suatu titik yang yang disebut titik berat. Titik berat
merupakan titik dimana benda akan berada dalam keseimbangan rotasi (tidak
mengalami rotasi). Pada saat benda tegar mengalami gerak translasi dan rotasi
sekaligus, maka pada saat itu titik berat akan bertindak sebagai sumbu rotasi
dan lintasan gerak dari titik berat ini menggambarkan lintasan gerak
translasinya, misalnya
tongkat pemukul kasti, kemudian kita lempar sambil sedikit berputar. Kalau kita
perhatikan secara aeksama, gerakan tongkat pemukul tadi dapat kita gambarkan
seperti membentuk suatu lintasan dari gerak translasi yang sedang dijalani
dimana pada kasus ini lintasannya berbentuk parabola. Tongkat ini memang
berputar pada porosnya, yaitu tepat di titik beratnya. Dan secara keseluruhan
benda bergerak dalam lintasan parabola. Lintasan ini merupakan lintasan dari
posisi titik berat benda tersebut.
Demikian
halnya seorang peloncat indah yang sedang terjun ke kolam renang. Dia melakukan
gerak berputar saat terjun. sebagaimana tongkat pada contoh di atas, peloncat
indah itu juga menjalani gerak parabola yang bisa dilihat dari lintasan titik
beratnya. Perhatikan gambar berikut ini.
seorang yang meloncat ke air dengan
berputar.
Jadi,
lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari
letak titik berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik
berat begitu penting dalam menggambarkan gerak benda tegar.
Cara
untuk mengetahui letak titik berat suatu benda tegar akan menjadi mudah untuk
benda-benda yang memiliki simetri tertentu, misalnya segitiga, kubus, balok,
bujur sangkar, bola dan lain-lain. Yaitu d sama dengan letak sumbu simetrinya.
Hal ini jelas terlihat pada contoh diatas bahwa letak titik berat sama dengan
sumbu rotasi yang tidak lain adalah sumbu simetrinya.
PEMBAHASAN
• KESETIMBANGAN BENDA TEGAR
Kesetimbangan
adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen gaya sama
dengan nol.
Kesetimbangan
biasa terjadi pada :
1. Benda yang diam (statik), contoh
: semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.
2. Benda yang bergerak lurus
beraturan (dinamik), contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di
luar kota, elektron mengelilingi inti atom, dan lain-lain.
Benda
tegar adalah benda yang tidak berubah bentuknya karena pengaruh gaya dari luar.
Kesetimbangan
benda tegar dibedakan menjadi dua:
1. Kesetimbangan partikel
2. Kesetimbangan benda
Kesetimbangan Partikel
→ Partikel
adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak translasi
(tidak mengalami gerak rotasi) sehingga dapat digambarkan sebagai suatu titik
materi.
Semua gaya
yang bekerja pada benda yang dianggap partikel hanya menyebabkan gerak
translasi ( benda tidak mengalami gerak rotasi).

Dengan
kata lain, suatu partikel dikatakan seimbang bila partikel tersebut tidak
mengalami percepatan ( α = 0 ) yang berarti benda tersebut tidak mengalami
resultan gaya luar ( SF = 0 )
Dalam keadaan seimbang, keadaan partikel
dapat berada dalam keseimbangan statik ( diam ) atau dalam keseimbangan mekanik
( bergerak lurus beraturan dengan v tetap )
Apabila terdapat 3 buah gaya yang bekerja
pada suatu titik partikel dan partikel tersebut berada dalam keadaan seimbang
maka berlaku hubungan:

Kesetimbangan Benda
→ Syarat
kesetimbangan benda:
![]() |
Sebuah
benda tegar berada dalam keseimbangan mekanis bila dilihat dari suatu kerangka
acuan inersial, jika :
a. percepatan
linear pusat massanya sama dengan nol, apm = 0.
b. percepatan
sudutnya sama dengan nol, a
= 0.
Untuk vpm
= 0 dan w = 0 disebut keseimbangan statik.
Bila apm
= 0, maka Feks = 0. Untuk gaya-gaya dalam ruang ( 3 dimensi)
diperoleh :
F1x
+ F2x + ... + Fnx = 0 atau å
Fx = 0
F1y
+ F2y + ... + Fny = 0 atau å
Fy = 0
F1z
+ F2z + ... + Fnz = 0 atau å
Fz = 0
Bila a
= 0, maka teks
= 0 dan diperoleh
t1x
+ t2x
+ ... + tnx
= 0 atau åtx
= 0
t1y
+ t2y
+ ... + tny
= 0 atau åty
= 0
t1z
+ t2z
+ ... + tnz
= 0 atau åtz
= 0
Dalam
kasus tertentu dimana gaya-gaya hanya terletak pada satu bidang, (misalkan
bidang xy) diperoleh :
F1x
+ F2x + ... + Fnx = 0 atau å
Fx = 0
F1y
+ F2y + ... + Fny = 0 atau å
Fy = 0
t1z
+ t2z
+ ... + tnz
= 0 atau åtz
= 0
åtz
= 0 ini terhadap sembarang titik pada benda tegar tersebut.




r1


Torsi terhadap
titik O adalah :
to
= (r1 x F1) + (r2
x F2) + ... + (rn x Fn)
Torsi terhadap
titik O’ adalah :
to’
= (r1- r’) x F1+
(r2 - r’) x F2 + ... + (rn - r’) x Fn
to’
= {(r1 x F1) + (r2 x F2) + ... + (rn
x Fn) } – r’ x (F1+ F2 + … + Fn)
Jika sistem
dalam keadaan seimbang, S
F = 0 maka
to = to’
Torsi terhadap
titik sembarang adalah sama.
► Jenis Kesetimbangan
Ada tiga
jenis kesetimbangan, yaitu :
1. Kesetimbangan stabil
(kesetimbangan mantap)
Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara
memberikan gaya padanya, maka titik berat benda akan naik. Jika gaya itu
dihilangkan, maka benda akan kembali pada kesetimbangan semula.
Contoh:
Keseimbangan pada suatu benda dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki
benda jika gangguan yang dialaminya menurunkan titik beratnya (energi
potensialnya).
2. Kesetimbangan labil
(kesetimbangan goyah)
Benda yang memiliki kesetimbangan labil, jika diganggu dengan cara
memberikan gaya padanya, maka titik berat benda akan turun. Jika gaya itu
dihilangkan, maka benda tidak dapat kembali pada kesetimbangan semula.
Contoh:
Keseimbangan stabil dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda
jika gangguan yang dialaminya menaikkan titik beratnya (energi potensialnya).
3. Kesetimbangan netral (kesetimbangan indeferen)
Benda yang memiliki kesetimbangan mantap, jika diganggu dengan cara
memberikan gaya padanya, maka titik berat benda tidak naik maupun tidak turun.
Jika gaya itu dihilangkan, maka benda akan setimbang pada sembarang keadaan.
Contoh :
Keseimbangan indiferen dapat dipandang sebagai keseimbangan yang dimiliki benda
dimana jika gangguan yang dialaminya tidak menyebabkan perubahan titik beratnya
(energi potensialnya).
► SISTEM
KESETIMBANGAN
Di dalam menyelesaikan suatu sistem keseimbangan di bawah
pengaruh beberapa gaya, ada beberapa prosedur yang perlu diikuti.
a. Tentukan
objek/benda yang menjadi pusat perhatian dari sistem keseimbangan.
b. Gambar
gaya gaya eksternal yang bekerja pada obyek tersebut.
c. Pilih
koordinat yang sesuai, gambar komponen-komponen gaya dalam koordinat yang telah
dipilih tersebut.
d. Terapkan
sistem keseimbangan untuk setiap
komponen gaya.
e. Pilih
titik tertentu untuk menghitung torsi dari gaya-gaya yang ada terhadap titik
tersebut. Pemilihan titik tersebut sembarang, tetapi harus memudahkan
penyelesaian.
f. Dari
persamaan yang dibentuk, dapat diselesaikan variabel yang ditanyakan.
|
•
TITIK BERAT
Benda
tegar terdiri dari partikel – partikel atau bagian – bagian yang tiap – tiap
partikelnya mempunyai berat tertentu. Apabila semua gaya berat partikel pada
benda tersebut dijumlahkan maka akan didapat sebuah gaya berat.
Titik
berat adalah titik pusat atau titik tangkap gaya berat dari suatu benda atau
sistem benda. Titik berat atau pusat berat benda berfungsi sebagai titik yang
terhadapnya gaya-gaya berat bekerja pada semua partikel benda itu sehingga akan
menghasilkan resultan momen gaya nol. Titik berat merupakan titik di mana gaya
berat bekerja secara efektif.
Untuk,
menentukan titik berat suatu benda dapat dilakukan dengan cara menyatakan
terlebih dahulu benda dalam koordinat kartesian.
Titik
berat menurut bentuk benda dibedakan menjadi 4 antara lain:
1.
Benda berbentuk garis / kurva, contoh : kabel, lidi, benang, sedotan, dan
lain-lain.
2.
Benda berbentuk bidang / luasan, contoh : kertas, karton, triplek, kaca,
penggaris, dan lain-lain.
3.
Benda berbentuk volume / bangunan / ruang (homogen), contoh : kubus, balok,
bola, kerucut, tabung, dan lain-lain
4. Benda
berbentuk partikel massa
Tabel
titik berat bentuk teratur linier
Nama
benda
|
Letak
titik berat
|
Keterangan
|
1. Garis
lurus
|
x0
= l
|
z =
titik tengah garis
|
2. Busur
lingkaran
|
R =
jari-jari lingkaran
|
|
3. Busur
setengah
lingkaran
|
Tabel
titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen
Nama
benda
|
Letak
titik berat
|
Keterangan
|
1.
Bidang segitiga
|
y0 =
t
|
t =
tinggi
z =
perpotongan
garis-garis
berat
AD &
CF
|
2.Jajaran
genjang,
Belah
ketupat,
Bujur
sangkar
Persegi
panjang
|
y0
= t
|
t =
tinggi
z =
perpotongan
diagonal
AC dan
BD
|
3.
Bidang juring
lingkaran
|
R =
jari-jari lingkaran
|
|
4.Bidang
setengah
lingkaran
|
R =
jari-jari lingkaran
|
Tabel
titik berat benda teratur berbentuk bidang ruang homogen
Nama
benda
|
Letak
titik berat
|
Keterangan
|
1.
Bidang kulit
prisma
|
z pada
titik
tengah
garis z1z2 y0 = l
|
z1
= titik berat
bidang alas
z2
= titik berat
bidang
atas
l =
panjang sisi
tegak.
|
2.
Bidang kulit
silinder.
( tanpa
tutup )
|
y0
= t
A = 2 p R.t
|
t =
tinggi
silinder
R =
jari-jari
lingkaran
alas
A = luas
kulit
silinder
|
3.
Bidang Kulit
limas
|
T’z = T’
T
|
T’T =
garis
tinggi
ruang
|
4. Bidang
kulit
kerucut
|
zT’ = T
T’
|
T T’ =
tinggi
kerucut
T’ =
pusat
lingkaran
alas
|
5.
Bidang kulit
setengah
bola.
|
y0
= R
|
R =
jari-jari
|
Tabel
titik berat benda teratur berbentuk ruang, pejal homogen
Nama
benda
|
Letak
titik berat
|
Keterangan
|
1.
Prisma
beraturan.
|
z pada
titik tengah garis z1z2
y0
= l
V = luas
alas kali tinggi
|
z1
= titik berat
bidang
alas
z2
= titik berat
bidang
atas
l =
panjang sisi
tegak
V =
volume
prisma
|
2.
Silinder Pejal
|
y0
= t
V = p R2 t
|
t =
tinggi silinder
R =
jari-jari
lingkaran
alas
|
3. Limas
pejal
beraturan
|
y0
= T T’
= t
V = luas
alas x tinggi
3
|
T T’ = t
= tinggi
limas
beraturan
|
4.
Kerucut pejal
|
y0
= t
V = p R2 t
|
t =
tinggi kerucut
R =
jari-jari lingkaran alas
|
5.
Setengah bola
pejal
|
y0
= R
|
R =
jari-jari bola.
|
KESIMPULAN
Pertama, jika titik berat benda berada di bawah titik tumpuh,
maka benda selalu berada dalam keseimbangan stabil (benda masih bisa bergerak
kembali ke posisi semula setelah puas jalan-jalan). Contohnya adalah ketika
sebuah benda digantung dengan tali. Untuk kasus seperti ini, titik berat benda
selalu berada di bawah titik tumpuh (titik tumpuh berada di antara tali dan
tiang penyanggah).
Kedua, jika titik berat benda berada di atas titik tumpuh,
keseimbangan bersifat relatif. Benda bisa berada dalam keseimbangan stabil,
benda juga bisa berada dalam keseimbangan labil/tidak stabil. Apabila setelah
didorong, posisi benda masih bisa kembali ke posisi semula (benda berada
dalam keseimbangan stabil). Sebaliknya, apabila setelah didorong, posisi benda
tidak bisa kembali ke posisi semula. Benda akan terus berguling ria ke kanan (benda
berada dalam keseimbangan tidak stabil/labil)
Ketiga, keseimbangan benda sangat bergantung pada bentuk/ukuran
benda. Benda yang kurus dan langsing berada dalam keseimbangan tidak stabil
jika posisi berdiri benda tersebut. Alas yang menopang benda tidak lebar.
Ketika disentuh sedikit saja, benda langsung tumbang. Perhatikan posisi titik
berat dan titik tumpuh. Sebaliknya, benda yang gemuk lebih stabil. Alas yang
menopang benda lumayan lebar. Setelah bergerak, titik beratnya masih berada di
sebelah kiri titik tumpuh, sehingga benda masih bisa kembali ke posisi semula.
Keempat, keseimbangan benda tergantung pada jarak titik berat dari
titik tumpuh. Jika posisi berdiri benda berada dalam keseimbangan tidak stabil.
Angin niup dikit aja, benda langsung berguling ria. bandingkan dengan contoh
benda kurus sebelumnya.
Sebaliknya,
jika posisi benda berada dalam keseimbangan stabil. Kata si benda, daripada
berdiri mending tridur saja. biar kalau ada tikus yang nabrak, diriku tidak
ikut-ikutan tumbang. Sekarang perhatikan jarak antara titik berat dan titik
tumpuh. Ketika benda berdiri, jarak titik berat dan titik tumpuh lumayan besar.
Ketika benda tidur, jarak antara titik berat dan titik tumpuh sangat kecil.
Kita
bisa menyimpulkan bahwa keseimbangan benda sangat bergantung pada jarak titik berat dari titik tumpuh.
Semakin jauh si titik berat dari si titik tumpuh, keseimbangan benda semakin
tidak stabil. Sebaliknya, semakin dekat si titik berat dari si titik tumpuh,
keseimbangan benda semakin stabil.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.fisika
ceria.com
Sunardi
dan Etsa indra irawan, 2007. FISIKA BILINGUAL, Bandung; Yrama Widya.
Abdullah,
Mikrajuddin. 2006. FISIKA 2B, Jakarta; Esis
gambarnya ga keliatan
BalasHapus