Jumat, 02 Mei 2014

KTI Bahasa Indonesia-Pemanfaatan Olahan Sampah

PEMANFAATAN HASIL PENGELOLAAN SAMPAH MENJADI
ALTERNATIF BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI
DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA




 
















Oleh :
FADHILATUS SHOIMAH
135060601111023
KELAS C




JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH & KOTA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2013

 PEMANFAATAN HASIL PENGELOLAAN SAMPAH MENJADI
ALTERNATIF BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI
DI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA
Fadhilatus Shoimah

Abstrak
Sampah adalah material sisa yang dihasilkan manusia setelah melakukan kegiatan & telah dianggap tidak berguna oleh pemiliknya. Jumlah populasi penduduk Indonesia beserta kebutuhannya yang selalu meningkat setiap tahunnya, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia, kurangnya sosialisasi pemerintah mengenai pengelolaan sampah ke pada masyarakat & tidak adanya lahan yang berkapasitas besar & jauh dari pemukiman warga untuk Tempat Pembuangan Akhir, merupakan faktor–faktor yang mempengaruhi permasalahan sampah di Indonesia. Dari tahun ke tahun kuantitas sampah di Indonesia semakin meningkat maka diperlukan gerakan pengelolaan sampah menjadi barang yang berguna. Metode penelitian dilakukan dengan metode kajian pustaka yaitu mencari berbagai data yang akurat yang berasal dari internet, mencari informasi dari laporan hasil penelitian yang pernah dilakukan perguruan tinggi, & membaca buku–buku literatur yang berkaitan dengan sampah. Pemanfaatan sampah seperti styrofoam, sekam padi, kertas, plastik & serbuk kayu dapat diolah menjadi alternatif bahan bangunan yang telah teruji kelebihannya, baik secara fisik maupun mekanik.

Kata kunci : sampah, pengolahan sampah, bahan bangunan, material konstruksi, daur ulang, reuse, recycle, reduce

Pendahuluan

Tema yang penulis angkat pada karya tulis ilmiah ini adalah mengenai permasalahan seputar sampah yang melanda Indonesia khususnya Yogyakarta. Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Keprihatinan penulis pada pengolahan sampah yang belum cukup baik terlaksana mendorong penulis untuk melakukan kajian bagaimana sampah dapat bermanfaat kembali sehingga tidak menjadi suatu permasalahan yang berlarut-larut. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa jumlah sampah di Indonesia mengalami peningkatan jumlah setiap tahunnya. Hal ini disebabkan oleh, jumlah populasi penduduk Indonesia yang selalu meningkat setiap tahunnya, kebutuhan penduduk yang semakin meningkat, rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia, kurangnya sosialisasi pemerintah mengenai pengelolaan sampah ke pada masyarakat & tidak adanya lahan yang berkapasitas besar & jauh dari pemukiman warga untuk Tempat Pembuangan Akhir. Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang di hasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari, sehingga untuk propinsi besar seperti Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki penduduk sekitar 3,5 juta orang menghasilkan sampah sekitar 180 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka daerah-daerah di propinsi tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, & sumber penyakit. Fakta – fakta diatas menyebabkan keadaan alam & lingkungan menjadi tidak seimbang. Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan menjadi sesuatu yang berharga. Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien & efektif. Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi alternatif bahan bangunan yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Harapannya adalah untuk mengurangi tingkat populasi sampah yang menumpuk di TPA Piyungan, Yogyakarta.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dapat diidentifikasi yaitu, cara menanggulangi tumpukan sampah di TPA Piyungan, Yogyakarta, & cara mengurangi jumlah sampah di TPA Piyungan, Yogyakarta.
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu, bagaimana cara mengelola sampah tersebut menjadi alternatif bahan bangunan yang dapat bermanfaat bagi masyarakat sekitar TPA piyungan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menambah wawasan & pengetahuan seputar sampah, untuk memberikan pengarahan bahwa membuang sampah pada tempatnya itu sangat penting, untuk mengetahui cara menanggulangi tumpukan sampah di TPA Piyungan, Yogyakarta, untuk mengetahui cara mengurangi jumlah sampah di TPA Piyungan, Yogyakarta, & untuk mengetahui cara mengelola sampah tersebut menjadi alternatif bahan bangunan.
Penulis berharap penulisan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat yang mana hasil penulisan karya ilmiah ini di harapkan menjadi sumbangsih mengenai latar belakang pengolahan sampah, & membuka wawasan kita tentang kondisi lingkungan di sekitar kita, mengetahui manfaat pengolahan sampah sehingga dapat mendorong usaha untuk mengelola sampah tersebut, & bagi aparat pemerintah, yaitu dapat menjadi acuan dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan sampah serta memberikan inisiatif agar pemerintah lebih sering melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah, serta bagi penulis sendiri yaitu menambah pengetahuan seputar sampah.





Pembahasan

Pengertian sampah & pengelolaan sampah
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercatat dalam pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau di tolak atau buangan (kamus istilah lingkungan, 1994).
Pengelolaan sampah adalah mencegah timbunan sampah & memanfaatkan sampah secara maksimal serta mencegah dampah negatif seminimal mungkin dari kegiatan pengelolaan sampah.
Pencegahan & pengurangan sampah dari sumber
Kegiatan pencegahan dilakukan dengan memilah–milah sampah sesuai dengan jenisnya, misalnya dengan membuang sampah organik ke tempat sampah bernama tempat sampah organik.
Kegiatan pengurangan sampah dilakukan dengan teknik–teknik yaitu, reduce (pengurangan), dalam kegiatan manusia diharapkan mengurangi semaksimal mungkin kegiatan yang menghasilkan banyak sampah. Reuse (penggunaan kembali), dalam kegiatan ini sampah sisa kegiatan manusia dapat digunakan oleh kegiatan lainnya tanpa diolah maupun dengan diolah terlebih dahulu. Recycle (pendaurulangan), dalam kegiatan ini sampah disortir berdasarkan jenisnya terlebih dahulu. Proses daur ulang memerlukan proses pengolahan yang memberi manfaat baru sampah bagi manusia sekaligus merupakan teknik yang ramah terhadap lingkungan.
Teknologi pemanfaatan sampah
Beberapa hasil penelitian pemanfaatan sampah anorganik
1.    Batafoam, yaitu bata yang terbuat dari campuran semen putih, styrofoam (polystyrene), air, & pasir yang dibuat dengan teknologi beton. Batafoam ini mempunyai berat sangat ringan (13 kg/m3 – 15 kg/m3) sehingga membuat bobot beton menjadi ringan, dapat juga bekerja serat yang meningkatkan kemampuan kekuatan & khususnya daktilitas beton / bata.
Gambar.1 Batafoam
sumber : Anonim, 2012
Tabel.1 Kebutuhan bahan BATAFOAM /m3 untuk berbagai kandungan semen
Sumber : Satyarno, 2004
Presentase styrofoam yang digunakan disesuaikan dengan penggunaan struktur berat jenis, persyaratan kuat tekan, & persyaratan kuat lentur batafoam.
Gambar 2. Hubungan antara berat jenis dan persentase penggunaan styrofoam
Sumber : Satyarno, 2004

Gambar.3 Grafik hubungan antara kuat tekan & prosentase penggunaan styrofoam
Sumber : Satyarno, 2004
Gambar 4. Grafik hubungan antara kuat lentur & prosentase penggunaan styrofoam
Sumber : Satyarno, 2004
Bobot batafoam yang ringan dapat diaplikasikan sebagai bahan pasangan konstruksi dinding dengan berbagai keuntungan yaitu mudah dalam pengangkutan & pemasangan, hemat pada biaya struktur, cocok digunakan di daerah yang tidak berpasir, aman & cocok untuk rumah di daerah rawan gempa karena beban gempa yang bekerja kecil.
2.    Batako sekam padi, yaitu batako yang terbuat dari campuran sekam padi (limbah dari hasil penggilingan padi sebagai beban agregat kasar yang mempunyai berat jenis 0,75 & berat satuan 752 kg/m3 sehingga membuat berat jenis bata beton kecil), semen sebagai perekat & pasir sebagai penguat.
Gambar.5 Batako sekam padi
Sumber : Anonim, 2012
Persentase variasi campuran sekam padi disesuaikan dengan kandungan semen & kuat tekan batako sekam padi.
Tabel.2 Variasi campuran beton sekam padi & kuat tekan rerata
Sumber : Yulianto, I, 2005
3.    Batako serbuk kayu, yaitu batako yang bahan utamanya berasal dari serbuk kayu (pecahan kayu berukuran kecil yang dihancurkan dengan pencacah penyerut & lain – lain.
Gambar.6 Batako serbuk kayu
Sumber : Anonim, 2013
Keuntungan pemanfaatan serbuk kayu ini adalah mempunyai berat yang ringan sehingga cocok untuk untuk gedung bertingkat, mempunyai daya hantar listrik & panas yang rendah, mempunyai sifat isolasi & akustik yang baik sehingga cocok untuk ruangan kedap suara, lebih lama tahan terhadap rayap & jamur karena adanya semen yang melindungi & mengawetkan serbuk gergaji dari pengaruh lingkungan, serta mudah untuk digergaji.
Bobot batako serbuk kayu yang ringan dapat diaplikasikan sebagai bahan pasangan konstruksi dinding dengan berbagai keuntungan yaitu mudah dalam pengangkutan & pemasangan, hemat pada biaya struktur, cocok digunakan di daerah industri kehutanan yang bermasalah dengan limbah kayu, serta aman & cocok untuk rumah di daerah rawan gempa karena beban gempa yang bekerja kecil.
4.      Aspal plastomer, yaitu aspal yang ditambah dengan sampah plastik yang termasuk aspal polymer jenis plastomer (bersifat plastis). Hasil penelitian menmbuktikan bahwa penambahan plastik baik kualitas rendah maupun tinggi yang sudah melalui proses pembersihan, pengeringan & pemotongan dapat meningkatkan kualitas aspal yang ditandai dengan naiknya nilai titik lembek aspal, stabilitas dinamis aspal, penetrasi aspal, stabilitas marshall, flow & marshall quotient.
5.      Papercrete, yaitu beton dari kertas bekas yang terbuat dari campuran semen pasir, & kertas .
Gambar.7 Papercrete
Sumber : Anonim, 2011
Papercrete ini mempunyai kelebihan yaitu, tidak berubah bentuk selama proses pengeringan & tahan dalam berbagai tingkat temperatur, tidak mudah retak & pecah saat di paku, memiliki nilai insulas yang tinggi, semakin banyak semen maka akan semakin tahan api, mudah dicetak, pembuatannya ringan, & tahan terhadap hewan pengerat, sedangkan kekurangannya yaitu, tingginya serapan air & penurunan kualitas beton apabila berada di dalam tanah dalam waktu lama.
Tabel.3 Hasil kuat tekan berbagai variasi volume campuran papercrete dengan komposisi dasar 1 semen : 2 kertas
Sumber : Mujiyono, 2004

Penutup
Simpulan
Pengelolaan sampah styrofoam, sekam padi, kertas, plastik & serbuk kayu dapat dimanfaatkan menjadi alternatif bahan bangunan yang telah teruji kelebihannya, baik secara fisik maupun mekanik dengan memanfaatkan teknologi tepat guna sehingga dapat menjadi sumber penghasilan.
Saran
Cara pengelolaan sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan kesadaran dari dalam diri untuk tidak mencemarkan lingkungan dengan sampah. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih menghargai lingkungan. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan terus merusak lingkungan. Setelah tumbuh kesadaran diri maka perlu diadakan sosialisasi pemanfaatan sampah menjadi barang – barang yang berguna.

DAFTAR PUSTAKA

Http://bagaimanacaramembuat.com diakses pada tanggal 21 Oktober 2013
Http://papercrete.wordpress.com diakses pada tanggal 21 Oktober 2013
Http://tentangkayu.com diakses pada tanggal 21 Oktober 2013
Kurniaty, D.R & Rizal, M. 2011. Pemanfaatan Hasil Pengelolaan Sampah Sebagai Alternatif Bahan Bangunan Konstruksi. Jurnal SMARTek. 9(I): 47-60                                                                    

Sadyohutomo, Mulyono, 2009. Manajemen Kota & Wilayah. Jakarta: Bumi Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar