Jumat, 02 Mei 2014

Makalah Fisika-Rotasi Benda Tegar

Makalah Fisika
“Rotasi Benda Tegar”





 

















Disusun Oleh :

Fadhilatus Shoimah
XI IPA 7 / 08


SMA N 1 Rembang
2011 / 2012
KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT Dzat penguasa alam semesta yang telah memberikan taufiq, rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga saya dapat beraktivitas untuk menyusun dan menyelesaikan makalah yang berjudul “ Rotasi Benda Tegar “ ini. Walaupun banyak isi dari rangkuman karya ilmiah ini saya kutip langsung dari sumber. Tapi saya berharap karya ilmiah ini dapat membantu dan menambah wawasan saudara-saudari yang ingin lebih memahami atau mengetahui sekilas  tentang “ Rotasi Benda Tegar “.
            Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas fisika yang diberikan oleh Bapak guru Sukarno.
            Makalah ini berisi informasi tentang “ Rotasi Benda Tegar “. Yang kami harapkan pembaca dapat mengertahui berbagai aspek yang berhubungan dengan rotasi benda tegar yang akan kami bahas ini.
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Dan akhirnya semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi pembaca. Terima kasih,

                                                                                                Rembang, 20 Mei 2012
                                                                                                            Penulis







DAFTAR ISI

Halaman Judul……………………………………………………………………………………1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………..2
Daftar Isi………………………………………………………………………………………….3
Pendahuluan……………………………………………………………………………………….4
Pembahasan
1.      Rotasi Benda Tegar……………....……………………………………………5
2.      Momen Gaya………………………………………………………………......5
3.      Momen Kopel……………………………………………………………….8
4.      Momen Inersia……………………………………………………………….9
5.      Momentum Anguler…………………………………………………………12
        Energi kinetic rotasi………………………………………………….13
        Usaha dalam gerak rotasi…………………………………………….15
        Dinamika rotasi………………………………………………………15
Kesimpulan…………………………………………………………………………….16
Daftar Pustaka………………………………………………………………………..17














PENDAHULUAN
           
Suatu benda tegar dapat  bergerak berputar / rotasi jika pada benda tersebut dikerjakan suatu gaya yang tidak melalui pusat massa / poros benda tegar. Gaya yang dapat menyebabkan suatu benda berotasi dinamakan momen gaya atau torsi.
            Momen kopel adalah momen terhadap benda tegar yang dapat menyebabkan benda tegar tersebut bergerak rotasi tetapi tidak dapat menyebabkan benda tegar  tersebut bergerak tranlasi. Momen kopel ditimbulkan oleh sepasang gaya pada suatu benda besarnya slalu sama pada semua titik.
            Pada gerak translasi, massa merupakan besaran yang menyatakan ukuran kelembaman suatu benda. Sedangkan pada gerak rotasi, besaran untuk menyatakan ukuran kelembaman suatu benda yang analog dengan massa adalah momen inersia yaitu hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak partikel terhadap sumbu putarnya / porosnya.
            Pada gerak rotasi, besaran yang analog dengan momentum pada gerak translasi adalah momentum sudut. Besar momentum sudut yang dimiliki oleh benda yang berotasi bergantung pada momen inersia dam kecepatan sudut yang dimiliki benda. Momentum sudut adalah hasil kali momen inersia dengan kecepatan sudut.



PEMBAHASAN

        Rotasi Benda Tegar
            Suatu partikel hanya dapat mengalami gerak translasi (gerak lurus) saja, sedangkan benda tegar selain dapat mengalami gerak translasi juga dapat bergerak rotasi yaitu gerak mengelilingi suatu poros.
Sekarang mari kita tinjau sebuah pintu. Apabila kita mendorong pintu tersebut, maka pintu akan berputar sesuai dengan arah dorongan gaya yang diberikan. Gaya dorong yang menyebabkan pintu berputar selalu berjarak tertentu dari poros putaran. Apabila kita beri gaya dorong tepat di poros, niscaya pintu itu tidak akan berputar. Jarak poros putaran dengan letak gaya dinamakan lengan momen. Jadi, bisa dikatakan perkalian gaya dan lengan momen ini yang menyebabkan benda berputar. Besaran ini dinamakan torsi atau momen gaya.
            Pengertian torsi dalam gerak rotasi serupa dengan gaya pada gerak translasi yaitu sebagai penyebab terjadinya gerak. Menurut hukum Newton, benda bergerak disebabkan oleh gaya. Prinsip ini juga berlaku pada gerak rotasi yang berarti benda bergerak rotasi disebabkan oleh torsi.
        Momen Gaya
            Momen gaya merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya.
Benda yang diam akan berotasi jika pada benda tersebut bekerja suatu besaran yang disebut momen gaya (torka) juga ketika benda yang sedang berotasi akan mengalami perubahan kecepatan sudut bila pada benda tersebut bekerja momen gaya. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi, diberi lambang τ  (baca: tau).
Text Box: Τ = |d | . |F| sin Ф










\
Text Box: τ  = F X d                                                                     Atau,

D adalah lengan momen, yaitu panjang garis yang ditarik dari titik poros smapai memotong tegak lurus garis kerja gaya. Sedangkan garis kerja gaya adalah garis yang dibuat melalui vector gaya yang bekerja. Dengan demikian, besar momen gaya yang menyebabkan benda berotasi dipengaruhi oleh panjang lengan momen dan besarnya gaya yang bekerja pada benda.
Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N.m yang setara dengan joule. Momen gaya termasuk ke dalam besaran vektor, sehingga momen gaya mempunyai besar dan arah.
Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya positif, sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
• Jika perpanjangan gaya melalui sumbu rotasi, maka momen gaya sama dengan nol karena      sudut θ = 180°
• Jika gaya menjauhi sumbu rotasi, maka momen gaya sma dengan nol karena sudut θ = 0°
• Momen gaya memiliki nilai paling besar jika arah gaya F tegak lurus dengan arah vektor r , karena θ = 90° atau θ = -90° sehingga τ = r F atau τ = - r F
Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik acuan. Misalnya anak yang bermain jungkat-jungkit, dengan titik acuan adalah poros jungkat-jungkit.Pada katrol yang berputar karena bergesekan dengan tali yang ditarik dan dihubungkan dengan beban.
Titik 0 sebagai titik poros atau titik acuan.
Momen gaya oleh F1 adalah τ 1 = + F1 . d1
Momen gaya oleh F2 adalah τ 2 = – F2 . d2
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan:
∑ τ = 0
Pada permainan jungkat-jungkit dapat diterapkan resultan momen gaya = nol.
∑ τ = 0
- F2 . d2 + F1 . d1 = 0
F1 . d1 = F2 . d2
Pada sistem keseimbangan translasi benda berlaku resultan gaya selalu bernilai nol, sehingga dirumuskan:
∑ F = 0
Pada mekanika dinamika untuk translasi dan rotasi banyak kesamaan-kesamaan besaran yang dapat dibandingkan simbol besarannya.

Perbandingan dinamika translasi dan rotasi
Translasi
Rotasi
Momentum linier
p = mv
Momentum sudut*
L = Iw
Gaya
F = dp/dt
Torsi
t= dL/dt
Benda massa
Konstan
F = m(dv/dt)
Benda momen
inersia konstan*
t= I (dw/dt)
Gaya tegak lurus
Terhadap momentum
F = w x p
Torsi tegak lurus
momentum sudut
t= W´ L
Energi kinetik
Ek = ½ mv2
Energi kinetik
Ek = ½ Iw2
Daya
P = F . v
Daya
P = t . w

Analogi antara besaran translasi dan besaran rotasi
Konsep
Translasi
Rotasi
Catatan
Perubahan sudut
s
q
s = r.q
Kecepatan
v = ds/dt
w= dq/dt
v = r.w
Percepatan
a = dv/dt
a= dw/dt
a = r.a
Gaya resultan, momen
F
t
t= F.r
Keseimbangan
F = 0
t= 0
Percepatan konstan
v = v0 + at
w= w0 + at
s = v0t = ½ at2
q= w0t + ½at2
v2 = + 2as
w2 = + 2qa
Massa, momen kelembaman
m
I
I = åmiri2
Hukum kedua Newton
F = ma
t= Ia
Usaha
W = ò F ds
W = òt dq
Daya
P = F.v
P = I w
Energi potensial
Ep = mgy
Energi kinetik
Ek = ½ mv2
Ek = ½ Iw2
Impuls
òF dt
tòdt
Momentum
P = mv
L = Iw

            Gabungan gerak translasi dan rotasi
F = m apm
 
τ = Ipm α
 
 



                                                                        dan

        Momen Kopel
Kopel adalah pasangan dua buah gaya yang mempunyai garis kerja sejajar ( tidak berhimpit ) , sama besar dan berlawanan arah.
Rounded Rectangle: M = F dMomen kopel didefinisikan sebagai perkalian salah satu gaya dengan jarak tegak lurus antara kedua garis gaya tersebut.



Momen kopel adalah momen gaya yang diakibatkan pasangan dua gaya yang sama besarnya dan arahnya berlawanan tetapi tidak segaris kerja. Momen kopel disimbolkan M.
Jika pada benda bekerja beberapa kopel maka resultan momen kopel total benda tersebut adalah :
Rounded Rectangle: M = M1 + M2 + M3 + … + Mn
 



Benda yang dikenai momen kopel akan bergerak rotasi terus menerus.

☼ Koordinat Titik Tangkap Gaya Resultan

Jika terdapat beberapa gaya yang bekerja pada bidang XY, maka setiap gaya tersebut dapat diuraikan atas komponen-komponennya pada sumbu-X dan sumbu-Y. Misalkan, komponen-komponen gaya pada sumbu-X adalah F1x, F2x, F3x,…,Fnx, yang jaraknya masing-masing terhadap sumbu-X adalahy1, y2, y3,…,yn.
Sedangkan komponen-komponen gaya pada sumbu-Y adalahF1 y, F 2y, F 3y, …,Fny, yang jaraknya masing-masing terhadap sumbu-Y adalah x1, x2, x3,…,xn. Semua komponen gaya pada sumbu-X dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan F x yang jaraknya yo dari sumbu-X, demikian juga semua komponen gaya pada sumbu-Y dapat digantikan oleh sebuah gaya resultan F y yang jaraknya xo dari sumbu-Y.

        Momen Inersia

Benda tegar adalah benda padat yang tidak berubah bentuk apabila dikenai gaya luar. Dalam dinamika, bila suatu benda tegar berotasi, maka semua partikel di dalam benda tegar tersebut memiliki percepatan sudut a yang sama. Momen gaya atau gaya resultan gerak rotasi t didefinisikan sebagai berikut.
”Apabila sebuah benda tegar diputar terhadap suatu sumbu tetap, maka resultan gaya putar (torque, baca torsi) luar terhadap sumbu itu sama dengan hasil kali momen inersia benda itu terhadap sumbu dengan percepatan sudut”.
Rounded Rectangle: tS Fi Ri Sin qi

Rounded Rectangle: t = ( S mi R2i ) . a
 



                                                                        Atau
mSi Ri2 disebut momen inersia atau momen kelembaman benda terhadap sumbu putar, yaitu penjumlahan hasil kali massa tiap partikel dalam suatu benda tegar dengan kuadrat jaraknya dari sumbu.
Rounded Rectangle: I = Smi . Ri2
 




Definisi lain dari momen inersia adalah perbandingan gaya resultan (momen) terhadap percepatan sudut.

Rounded Rectangle: t = I . a
t = I
Karena t = SF . R dan t = I .a
makaS F . R = I .a

 







Percepatan tangensial adalah juga percepatan linier a, yaitu percepatan singgung tepi.
Rounded Rectangle: SF . R = I
 



Momen inersia harus dinyatakan sebagai hasil kali satuan massa dan kuadrat satuan jarak. Untuk menghitungnya harus diperhatikan bentuk geometri dari benda tegar homogen.

Berikut menunjukkan momen inersia beberapa benda homogen :
Momen inersia berbagai benda yang umum dikenal
Momen inersia pita tipis berjari – jari R                                              I = MR
Momen inersia pita tipis berjari – jari R dan lebar W                          I = ½ MR2 + 1/12 MR2
Momen inersia silinder berongga                                                         I = ½ M (R12 + R22)
Momen inersia silinder pejal                                                               I = ½ MR2
Momen inersia silinder tipis beronggga ( cincin )                               I = MR2
Momen Inersia bola tipis berongga                                                     I = 2/3 MR2
Momen inersia bola pejal                                                                    I = 2/5 MR2
Momen inersia batang homogen (poros melalui tengah – tengah)       I = 1/12 ML2
Momen inersia batang homogen (poros melalui ujung batang)            I = 1/3 ML2
Momen inersia pelat tipis segiempat ( poros melalui pusat)                I = 1/12 M (L + W)
Momen inersia pelat tipis segiempat ( poros melalui tepi panjang )    I = 1/3 MA

Teorema Sumbu Sejajar

Untuk menentukan momen inersia benda bila sumbu tidak melalui pusat massa adalah dengan menggunakan “ dalil sumbu sejajar “. Dengan mengetahui momen inersia terhadap sumbu pusat massa, maka momen inersia pada sembarang sumbu yang sejajar dengan sumbu pusat massa dapat ditentukan. Menurut dalil sumbu sejajar, momen inersia pada sebuah sumbu yang berjarak x   dari sumbu pusat massa dan sejajar dengan sumbu pusat massa memenuhi persamaan :
Text Box: Io = I1 + I2 + …
Ix = I pusat massa + m x 
 





            Energi kinetic benda yang berotasi bergantung pada momen inersia, yaitu :
Rounded Rectangle: E = 1/2 I ω
 





        Momentum Anguler
  
Momentum sudut (L) adalah hasil kali momen kelembaman I dan kecepatan sudut w.
Momentum sudut merupakan besaran vector, sehingga mempunyai besar ( nilai ) dan arah.
Hubungan momentum sudut dengan momen gaya :
Rounded Rectangle: τ = dL/dt
 





Hukum kekekalan momentum linear adalah ketika gerak translasi sistem benda tidak bekerja gaya luar maka pada system benda besarnya tetap ( kekal ). Apabila pada system benda yang sedang berotasi tidak ada momen gaya luar yang bekerja, maka momentum sudut system benda besarnya tetap ( kekal ) atau tidak mengalami perubahan. Akibat hukum kekekalan momentum sudut adalah perubahan momen inersia yang menyebabkan perubahan kecepatan sudut. Sehingga apabila momen inersia bertambah besar maka kecepatan sudut akan berkurang, dan sebaliknya.

Rounded Rectangle: L = I . ω
 


Rounded Rectangle: Momentum sudut total awal = Momentul sudut total akhir
   SL = SL’
    L1 + L2 = L1’ + L2’

Hukum Kekekalan Momentum Rotasi
       I1w1 + I2w2 = I1’ w1’+ I2’ w2’
 






           
Hukum kekekalan momentum sudut merupakan salah satu hukum dasar dalam fisika dan akan banyak digunakan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang berhubungan dengan gerak rotasi.
·         Jika rotasi benda berlawanan arah dengan putaran jarum jam, maka momentum sudut diberi nilai positif.
·         Jika rotasi benda searah dengan putaran jarum jam, maka momentum sudut diberi nilai negative.
☼ Energi Kinetik Rotasi

Misalkan sebuah sistem terdiri atas dua partikel yang massanya m1 dan m2 dan rotasi bergerak dengan kecepatan linier v1 dan v2, maka energi kinetik partikel ke 1 adalah ½ m1v12. Oleh karena itu, energi kinetik sistem dua partikel itu adalah (energi kinetik partikelke 2 adalah ½ m2v22 ) :
EK = ½ m1 v12 + ½ m2v22
Dalam sistem benda tegar energi kinetiknya:
EK = S ½ mi vi2
Benda tegar yang berotasi terhadap suatu sumbu dengan kecepatan sudut w, kecepatan tiap partikel adalah vi = w . Ri , di mana Ri adalah jarak partikel ke sumbu rotasi.
jadi EK =S ½ mivi2
= S ½ mi Ri2 w2
= ½ (S mi Ri2) w2
EK = ½ I .w2
karena L = I . w
maka EK = ½ L . w
atau EK = ½
Masalah umum di mana benda tegar berotasi terhadap sebuah sumbu yang melalui pusat massanya dan pada saat yang sama bergerak translasi relatif terhadap seorang pengamat. Karena itu, energi kinetik total benda dapat dituliskan sebagai berikut.
EK = ½ mv2 + ½ I .w2
Dalam hal ini hukum kekekalan energi total atau energi mekanik adalah:
E = EK + EP = konstan
½ mv2 + ½ I w2 + mgh = konstan
Menggelinding
Menggelinding adalah gabungan dari gerak translasi (titik pusat massa) dan gerak rotasi (penampang bentuk lingkaran).
Penyelesaian kita tinjau dari masing-masing gerakan itu.
1.      Bila gaya F berada tepat di sumbu:
- gerak translasi berlaku : F – f = m . a
- gerak rotasi berlaku : f . R = I .a
di mana (a = )
2.      Bila gaya F berada di titik singgung :
- gerak translasi berlaku : F + f = m . a
- gerak rotasi berlaku : (F – f) . R = I .a (a = )
Katrol
1.      Sumbu dianggap licin tanpa gesekan
Massa = m
Jari-jari = R
Momen kelembaman = I
Gerak translasi beban :
F = m .a
+ T1 – m1g = m1a ………………….(i)
+ m2g – T2 = m2a ………………….(ii)
Gerak rotasi katrol :
t = I .a
(T2 – T1) R = I ……………….(iii)
2.      Pada puncak bidang miring
Gerak translasi beban :
F = m .a
+ T1 – m1g sin q – f = m1a …….(i)
+ m2g – T2 = m2a …………………..(ii)
Gerak rotasi katrol :
t = I .a
(T2 – T1) R = I ……………………(iii)
      3.    Satu ujung talinya terikat pada sumbu katrol
Gerak translasi beban :
F = m .a
mg – T = m . a ……………..(i)
Gerak rotasi katrol :
t = I .a
T . R = I . ……………..(ii)
Suatu benda tegar yang melakukan gerak tranlasi dan gerak rotasi secara bersamaan mempunyai energy kinetic yang besarnya dapat dinyatakan dengan :
Rounded Rectangle: EK = EK Translasi + Ek Rotasi
EK = 1/2 m v + 1/2 I ω
 






☼ Usaha dalam gerak rotasi
Usaha dalam gerak rotasi adalah hasil kali antara momen gaya dengan perpindahan sudut. Usaha yang dilakukan oleh momen gaya pada sebuah benda yang berotasi dapat dinyatakan dengan persamaan :
Rounded Rectangle: W = τ . θ 

Rounded Rectangle: W = τ . θ = 1/2 I ω2 - 1/2 I ω12Usaha ini akan mengubah energy kinetic rotasi sesuai dengan hubungan :



☼ Dinamika rotasi
            Percepatan sudut yang dialami suatu benda berbanding lurus dengan resultan momen gaya luar yang bekerja terhadap poros melalui pusat massa dan berbanding terbalik dengan momen inersia benda terhadap poros.
Rounded Rectangle: α  = Στ/I
 


KESIMPULAN

            Benda tegar dapat mengalami gerak translasi maupun pada gerak rotasi. Pada gerak rotasi  benda tegar mengalami peristiwa – peristiwa yaitu  :
        Momen Gaya
        Momen Kopel
        Momen Inersia
        Momentum Anguler
        Energi kinetic rotasi
        Usaha dalam gerak rotasi
        Dinamika rotasi
DAFTAR PUSTAKA

http://www.fisika ceria.com
Sunardi dan Etsa indra irawan, 2007. FISIKA BILINGUAL, Bandung; Yrama Widya.
Abdullah, Mikrajuddin. 2006. FISIKA 2B, Jakarta; Esis

1 komentar:

  1. Makasih bgt bro info nya, sangat bermanfaat buat saya. hehe
    Jangan Lupa mampir ke blog EXPO Lowongan Kerja Terbaru ane ya Lowongan Kerja BUMN PT. Kereta Api Indonesia (Persero)

    BalasHapus