Jumat, 02 Mei 2014

Review Jurnal Nasional-Pemberdayaan

REVIEW JURNAL NASIONAL
MATA KULIAH
PENGEMBANGAN BERBASIS MASYARAKAT

 “PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN PINGGIRAN KOTA
oleh : B. Mujiadi


Description: logo-ub.png
 






                                                                                                            



Disusun Oleh :
Fadhilatus Shoimah              (135060601111023)
Mayora Alvensi Daristan     (135060601111022)
Meita Rachmadian                (135060601111025)

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
Review Jurnal Nasional Pemberdayaan Masyarakat

Pereview         : 1. Fadhilatus Shoimah                      (135060601111023)
                          2. Mayora Alvensi Daristan  (135060601111022)
                          3. Meita Rachmadian                        (135060601111025)
Tanggal          : 9 September 2013 - 23 September 2013
Topik              : Studi pekerjaan sosial tentang petani penggarap di lahan sementara
Penulis            : B. Mujiyadi
Tahun             : 2012
Judul jurnal   : Pemberdayaan Masyarakat Miskin Pinggiran Kota
Vol. & Halaman: 17 &192 - 204
Metode           : Jurnal ini menggunakan beberapa metode, yaitu
1.      Metode kualitatif, yaitu metode yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah.
2.      Metode deskriptif,  yaitu metode yang lebih menekankan pada gambaran – gambaran dan pencatatan – pencatatan terhadap suatu masalah.
3.      Metode analisis, yaitu metode yang disertai serangkaian tindakan dan pemikiran yang disengaja untuk mengkaji suatu masalah secara lebih mendalam.
Subjek              : Petani penggarap di lahan sementara
Instrumen        : Studi dokumentasi, wawancara mendalam, focus group discussion serta observasi
Tujuan             : Untuk mengetahui cara pemberdayaan masyarakat terhadap petani penggarap lahan sementara yaitu dengan mengetahui kondisi fisik,psikis,sosial maupun spiritual para petani pinggiran kota.
Pendahuluan : Tidak semua orang yang tinggal di kota maupun pinggiran kota mampu menyesuaikan dengan kehidupan kota. Mereka yang memang bertempat tinggal di kota dan sebagian merupakan pendatang dari desa mencari kehidupan di kawasan perkotaan  sebagai petani sayur dengan cara menggarap tanah garapan yang sebenarnya bukan tanah milik mereka. Salah satu tanah garapan tersebut yaitu pinggiran Kali Malang di daerah Bekasi. Dari beberapa kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisik,psikis,sosial dan spiritual mereka mampu memenuhi dengan melakukan pekerjaan sebagai petani sayur dari lahan sementara tersebut. Dengan melakukan studi sekunder dan observasi lapangan dapat disimpulkan bahwa potensi dan akses yang tersedia di masyarakat merupakan dasar penerapan program pelayanan keluarga miskin, program yang diterapkan guna pemberdayaan keluarga miskin mengubah pola hidup yang ada serta masalah dan pemecahan masalah sekitar masyarakat merupakan dasar dari pengembangan program. Adapun manfaat yang diharapkan dalam studi ini yaitu sebagai alternatif pemerintah dalam upaya pemberdayaan masyarakat pinggiran kota.  Dalam penelitian ini melibatkan berbagai pihak seperti tokoh msyarakat, petani sayur lahan smentara, aparat kelurahan, serta para pedagang sayuran yang melakukan pengepulan sayur.
Hasil & Pembahasan :
Kondisi ekonomi subjek
Penghasilan dari bertanam sayur mayur di lahan sementara yang bisa dikatakan pas – pasan yaitu sekitar 30.000 – 400.000 rupiah perpanen, ada petani yang mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya bahkan membiayai sekolah cucu mereka di desa dengan uang tersebut, akan tetapi tidak sedikit dari mereka yang hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan perut saja. Sehingga, apa yang akan terjadi jika mereka kehilangan mata pencaharian mereka sebagai akibat si pemilik lahan telah mengambil kembali kepunyaan mereka? Ada yang bilang ingin mencari lahan baru lagi untuk ditanami, ada juga yang ingin pulang ke desa dengan bekerja di perusahaan. Para keluarga petani terlihat gembira walaupun hidup dengan serba kekurangan, mereka senang bekerja di lahan kosong tersebut karena mereka bisa bebas karena tidak ada yang mengatur seperti di perusahaan desa. Para petani yang hanya mempunyai keterampilan di bidang agraria dan bidang yang membutuhkan fisik membuat mereka tidak berencana beralih ke pekerjaan yang lebih menguntungkan. Perlu dilakukan sosialisasi persiapan alih usaha sebelum si pemilik lahan datang yaitu dengan membekali para petani dengan keterampilan yang memadai dan juga modal usaha.
Manfaat bagi orang lain
Keberadaan petani penggarap sangat bermanfaat bagi warga sekitar mereka bercocok tanam, mereka menambah dan mempercepat roda perputaran uang dan roda pasar di sekitar bekasi. Keberadaan mereka telah membuat lapangan pekerjaan bagi orang lain seperti kuli angkut, petugas retribusi, tukang parkir, dan sejumlah pedagang sehingga dapat meramaikan pasar sehingga kegiatan ekonomi di pasar menjangkau sejumlah elemen yang tentunya akan menyejahterakan pihak terkait.
Tingkat kesejahteraan subjek
Para petani masih mengalami di bidang pemasaran, karena yang mereka jual adalah sayur mayur maka jika sedang panen bersamaan bukan hanya harga yang murah tapi juga tidak sedikit sayur mereka yang tidak laku sehingga cepat busuk dan akan terbuang sia – sia. Para petani yang notabene adalah seorang pendatang merasa enggan mengurus KTP setempat karena menurut mereka, mereka hanya menempati lahan tersebut secara sementara sebelum pemilik lahan datang, lalu mereka akan pergi dan mencari lahan baru, selain itu untuk membuat KTP perlu dana yang mereka tidak punya. Padahal dengan mempunyai KTP mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan dan bantuan seperti warga lain. keberadaan petani juga ternyata menguntungkan masyarakat sekitar, karena tidak ada lahan yang tidak termanfaatkan, lahan lebih tertata dan indah serta tidak ada semak belukar yang mungkin dapat dijadikan tempat persembunyian pencuri. Selain itu, masyarakat sekitar juga akan lebih mudah dan murah dalam hal pasokan sayur mayur.
Alternatif Pemberdayaan
Alternatif pemberdayaan yang mungkin cocok untuk para subjek adalah dengan menjadi penjual sayur mayur, karena mereka telah memiliki pangsa pasar yang cukup luas, akan tetapi kendalanya adalah ketiadaan modal itu sendiri, maka alangkah baiknya pemerintah mau memberi stimulan berupa modal kepada subjek. Kepada subjek, kunci utamanya adalah motivasi dari dalam diri sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka masing – masing. Selain itu, pemda juga harus menjalankan fungsinya dengan memberikan fasilitas – fasilitas kepada subjek.
Kesimpulan    : Petani sayur yang menggarap lahan sementara di wilayah perkotaan sebagian besar berasal dari migrant desa ke kota. Alasan mereka memilih untuk menjadi petani sayur karena untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dari hasil panen sayur mayur ini mereka mendapatkan hasil yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makan sehari-hari, dan menyekolahkan anak di desa, selain itu mereka juga dapat menabung dari hasil panenan mereka yang nantinya dibawa ke kampung halaman untuk mensejahterakan keluarganya. 
Bagi keluarganya, tentu sangat merasakan manfaat dari hasil kerja si petani seperti mampu memenuhi kebutuhan makan, pakaian, pendidikan anak, dan kesehatan. Sedangkan bagi komunitas manfaat yang dapat dirasakan seperti mudah dalam mendapatkan sayur mayor dengan harga yang relatif terjangkau. Sehingga keberadaan para petani ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Namun, para petani masih mendapatkan kendala dalam hal pemasaran. Mereka masih memasarkan sendiri dengan berdagang keliling. Sehingga mereka memerlukan sosialiasi dari pemerintah setempat, membangun silaturahim antar petani dengan masyarakat sekitar agar kehadiran para petani sayur dapat diterima oleh masyarakat sekitar, selain itu para petani juga perlu dilatih untuk meningkatkan ketrampilan wirausaha, dan sebagai jalan lain adalah pulang ke kampung halaman mereka yang kemudian nantinya akan membuka lapangan kerja baru disana. Untuk itu diperlukan fasilitas-fasilitas yang memadai sejak dari biaya pemulangan para petani ke kampung halaman hingga modal yang digunakan untuk membuka usaha baru disana. Jadi, tidak perlu adanya pelarangan terhadap optimalisasi pemanfaatan lahan tidur sejenis.


Tanggapan pereview mengenai jurnal : jurnal di atas sudah cukup baik, karena sub bab lengkap dan penggunaan kalimat cukup mudah dicerna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar